Pembahasan Kelima: Adab Terhadap Diri Sendiri

Pembahasan Kelima: Adab Terhadap Diri Sendiri

Seorang muslim harus meyakini, bahwa kebahagiaannya di dunia dan akhirat tergantung kebersihan jiwanya dan kesucian hatinya. Jikalau ia rajin membersihkannya, maka ia akan termasuk golongan yang selamat. Sebaliknya, jikalau ia malasa melakukannya, maka ia akan menjalani kehidupan sengsara di akhirat kelak. Allah Swt berfirman:

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” [Asy-Syams: 9-10]

Rasulullah Saw bersabda:

“Semua kalian akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Barangsiapa yang menaati, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia masuk neraka.” [Diriwayatkan oleh Muslim]

Cara membersihkan iman itu hanyalah dengan amal shaleh dan keimanan yang baik, dan yang menyebabkannya menjadi kotor adalah maksiat dan kekufuran. Setiap kebaikan yang Anda lakukan akan menghapus setiap keburukan yang bersarang di dalam hati. Artinya, semakin banyak Anda beramal shaleh, maka hati Anda akan semakin bercahaya. Rasulullah Saw bersabda:

“Bertakwalah kepada Allah Swt dimanapun engkau berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan, maka ia akan menghapusnya.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]

Agar bisa membersihkan hati, ada beberapa langkah yang bisa Anda jalankan:

1)Taubat, yaitu melepaskan dari dari segala dosa dan maksiat yang pernah Anda lakukan, kemudian kembali kepadanya sebelum nyawa sampai di keronkongan dan matahari terbit di sebelah barat.

Allah Swt berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” [At-Taubah: 8]

2)Muraqabah, yaitu selalu merasa di awasi oleh Allah Swt, sehingga Anda menjaga setiap perbuatan yang Anda lakukan. Jikalau Anda bermaksiat, maka Dia mengetahuinya; walaupun Anda melakukannya di tengah hutan yang sama sekali tidak ada manusia. Dimanapun Anda berada, Anda berada dalam pengawasannya.

Inilah hakikat Ihsan yang akan menyucikan jiwa Anda. Rasulullah Saw bersabda:

“Engkau menyembah Allah Swt seakan-akan melihat-Nya. Jikalau engkau tidak melihat-Nya, maka Dia melihatmu.” [Muttafaq ‘Alaihi]

Sifat inilah yang mengantarkan para sahabat dan para salaf lainnya mencapai tingkatan hamba yang mulia di sisi-Nya, karena mereka selalu merasa di awasinya. Anda bisa mendapatkan beberapa nasehat mengenai Muraqabah yang tertanam di dalam jiwa mereka:

-Sufyan Ats-Tsaury mengatakan, “Engkau harus memiliki rasa Muqarabah terhadap Zat yang tidak tersembunyi apapun darinya. Engkau harus memiliki pengharapan terhadap Zat yang menunaikan janji. Dan engkau harus hati-hati terhadap Zat yang menjanjikan hukuman.”

-Abdullah bin Mubarak berkata kepada seorang laki-laki, “Selalulah merasa di awasi oleh Allah Swt wahai Fulan.” Kemudian laki-laki itu bertanya mengenai Muraqabah, dan ia menjawab, “Selalulah merasa melihat Allah Swt.”

3)Muhasabah, yaitu intropeksi diri dan berusaha melihat amalan yang pernah dilakukannya; apakah amalannya hari ini lebih baik dari kemaren, apakah target-target ibadahnya sudah dijalankan, dan lain-lain sebagainya. Ini adalah salah satu cara untuk membersihkan jiwa dari debu-debu yang menutupinya.

Allah Swt berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al-Hasyr: 18]

Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan, “Hisablah diri kalian sebelum dihisab.”

4)Mujahadah, yaitu berusaha memerangi hawa nafsunya dan bersungguh-sungguh mengabdikan dirinya kepada Allah Swt. Jikalau, misalnya, ia akan mengeluarkan zakat hartanya, tiba-tiba ada rayuan untuk membeli rumah baru, maka disini dibutuhkan Mujahadah untuk menunaikan kewajiban. Allah Swt berfirman:

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” [Al-Ankabut: 69] Cobalah Anda perhatikan Rasulullah Saw, bagaimana beliau begitu keras Mujahadahnya. Jikalau beliau shalat malam, maka kedua kakinya akan bengkak saking lamanya bertanya. Ketika hal itu ditanyakan kepadanya, maka beliau menjawab, “Apakah saya tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *