Pembahasan Ketujuh: Adab Ukhuwwah di Jalan Allah Swt, Cinta dan Benci Karenanya.
Dalam menjaga Ukhuwwah di jalan Allah Swt ada juga adab-adab yang harus Anda jaga dan Anda perhatikan, karena bagaimanapun ketika Anda mencintai saudara Anda, maka hendaklah mencintainya karena-Nya semata. Begitu sebaliknya ketika Anda membencinya, hendaklah itu berada di jalan kebenaran. Pondasinya haruslah keimanan kepada-Nya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah Swt, membenci karena-Nya, memberi karena-Nya dan tidak memberi karena-Nya, maka ia telah menyempurnakan imannya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
Di antara adab yang harus Anda perhatikan dalam Ukhuwwah adalah, hendaklnya orang yang Anda jadikan sauadara adalah:
1)Seseorang yang berakal. Jikalau tidak, maka ia akan memudharatkan Anda dan hanya sekedar mengambil mamfaat dari Anda.
2)Baik akhlaknya. Orang yang buruk akhlaknya sangat mudah sekali dikuasai oleh emosi, sehingga dikhawatirkan ia akan menyakiti Anda.
3)Bertakwa. Jikalau Anda berteman dengan orang yang fasik, maka Anda tidak akan aman. Dengan Allah Swt yang Maha Hebat saja ia tidak takut, maka bagaimana dengan Anda yang hanya seorang makhluk biasa?!
4)Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah, menjauhi bid’ah dan khurafat. Jikalau Anda berteman dengan orang yang tidak konsisten menjalan Al-Quran dan Sunnah, suka melakukan bid’ah dan khurafat, maka agama Anda akan rusak dan Anda akan digiringnya menuju kekufuran.
-Hak Ukhuwwah di jalan Allah Swt
1)Membantu dengan harta. Jikalau muslim lainnya membutuhkan bantuan harta untuk kepentingan hidupnya dan keluarganya, atau kepentingan-kepentingan darurat lainnya, maka bantulah. Itu adalah salah satu hak ukhuwwah yang harus Anda tunaikan.
2)Menanyakan keadaannya dan keadaan keluarganya. Tidak ada salahnya jikalau Anda bertemu dengan seorang muslim, Anda menanyakannya keadaannya dan keadaan keluarganya. Jikalau ia sakit atau keluarganya, maka jenguklah. Jikalau ia membutuhkan dana rumah sakit dan tidak memilikinya, maka bantulah.
3)Menjaga lisan. Jangan sampai Anda meyakiti hatinya dengan lisan Anda, misalnya dengan membicarakan keburukannya, mencelanya dan mencacinya, dan sebagainya.
4)Selalu mengucapkan kata-kata yang baik kepadanya, karena bagaimanapun Anda harus memberikan dan menampakkan kepadanya apa yang disukainya. Jikalau Anda memanggilnya, maka panggillah dengan nama yang disukainya. Dan pujilah kebaikannya, baik ketika di hadapannya maupun di belakangnya.
5)Jikalau ia melakukan kesalahan, maka maafkanlah. Manusia adalah sarang kesalahan, dan itu adalah fitrah manusiawi yang tidak mungkin dihilangkan selama-lamanya. Tugas Anda adalah menasehatinya dengan baik secara terus-menerus.
6)Terus menjaga hubungan persaudaraan. Jangan pernah memutuskannya, kecuali dengan sebab-sebab yang telah diizinkan oleh Syara’.
7)Tidak membebaninya dengan sesuatu yang memberatkannya. Misalnya, Anda meminta jabatan kepadanya; padahal ia tidak mungkin memberikannya. Atau Anda meminta sejumlah uang padanya; padahal ia tidak memiliki jumlah yang Anda minta. Dan banyak lagi contoh-contoh lainnya. 8)Doakanlah kebaikan untuk dirinya, keluarganya dan anak-anaknya; sebagaimana doa yang Anda panjatkan untuk diri Anda sendiri, keluarga Anda dan anak-anak Anda, karena apa yang ia inginkan sama dengan apa yang Anda ingin. Tidak ada bedanya sama sekali.